Kamis, 29 Januari 2009

HILANGNYA MAKNA “MAHA”SISWA..

HILANGNYA MAKNA “MAHA”SISWA..

Kata ‘maha’ biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang agung dan tinggi nilainya atau derajatnya. Jika sebuah kata digabung dengan awalan maha maka kata tersebut akan memiliki makna yang lebih tinggi derajatnya dari makna kata sebelumnya. Sebutlah kata mahadewi yang dapat diartikan sebagai dewinya para dewi, maharaja sebagai rajanya para raja atau mahapatih yang berarti jabatan patih paling tinggi diantara jabatan patih lainnya dalam sejarah kerajaan di Indonesia.
Pada saat ini kata maha seolah tergusur dari tempatnya semula atau dengan kata lain menjadi terlempar dari fungsi aslinya. Kata maha seolah dihinakan oleh penyandang kata itu sendiri. Makna maha tidak lagi dihargai sebagai suatu nilai atau derajat ketinggian sesuatu atau seseorang. Ia telah dicampakkan dalam kelamnya jurang-jurang pertikaian dan kerusuhan. Intrik-intrik kekuasaan dan kepentingan membelenggu kesadaran akan luhurnya nilai-nilai dalam kata maha tadi.
Mari kita mengingat kembali kejadian tahun 1998 yang merupakan masa jatuhnya pemerintahan orde baru. Peristiwa yang mengubah wajah bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para mahasiswa. Sudah menjadi fitrahnya jika kaum muda intelektual, yakni mahasiswa itu sendiri, merupakan iron of change. Sebuah generasi yang akan melanjutkan tampuk kepe-mimpinan negeri ini, melakukan perubahan positif dan membawanya ke arah yang lebih baik.
Namun paradoksitas terjadi dalam sepekan terakhir ini. Di Jakarta dan beberapa kota lainnya, para mahasiswa dari beberapa universitas negeri maupun swasta turun dengan damai di jalan-jalan ibukota. Mereka bernostalgia dengan merah keberanian dan putih ke-ikhlasan perjuangan para pendahulunya untuk me-numbangkan rezim yang dhalim dan semena-mena terhadap rakyat, walau harus merelakan nyawanya sendiri. Mereka meneriakkan protes keras atas keputusan untuk menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak).
Para mahasiswa memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia dengan mengusung 7 gugatan rakyat, yang merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh para mahasiswa. Sekarang mari kita bertanya pada diri kita sendiri sebagai seorang mahasiswa, Sementara, Apa yang telah kita lakukan?Apa yang telah kita berikan bagi bangsa ini?Apakah pada saat ini sudah pudar rasa kepedulian terhadap hal yang ada di sekeliling kita?Apa kita lupa pada janji kita pada saat di lantik sebagai seorang mahasiswa?janji mengabdi terhadap masyarakat..Apakah kita masih bisa disebut sebagai seorang MAHASISWA?
Rekan-rekan negara ini akan tetap sama jika individu-individu di dalamnya masih tetap memikirkan diri sendiri, tidak mau peduli terhadap apa yang terjadi dengan negara ini, Mari mulai belajar dari yang kecil yaitu perduli terhadap apa yang ada di lingkungan sekitar kita.Ingat seorang mahasiswa di tuntut untuk berpikir kritis, pada saat kita tidak dapat melakukan itu apakah kita masih bisa disebut sebagai seorang mahasiswa?
“ PEOPLE DON’T CARE HOW MUCH YOU KNOW UNTIL THEY KNOW HOW MUCH YOU CARE”_Dr. John C. Maxwell_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar